NGALAYUAN TEH (PROSES PELAYUAN DAUN TEH)
teringat empat entah lima tahun yang lalu, di mana Ema begitu sabar dan telaten mengajari saya proses mengolah kopi setelah dipanen, pun waktu itu bulan ramadan.
sekarang, di masa-masa karantina, orang ramai dalam
kebisuan. Ema kembali mengajarkan makna dalam berproses, setelah kemarin
mengajarkan cara memetik, lalu menyortir, kali ini Ema mengajarkan cara
"ngalayuan" pucuk daun teh yang kemarin dipetik.
dengan khusyuk Ema memerhatikan saya memasukan daundaun teh
ke atas wajan kemudian mengatur api agar tak padam dan tak terlalu besar api
menyala.
".. baheula mah Mamah (ibunya Ema) nu sok nyangray
entèh th, Ema baheula mah sakur nempokeun, sakali-kali osok ngabantuan, teu
jauh siga maneh ayeuna.. ", ucap Ema menceritakan masa lalunya
anak Ema semuanya ada tiga, perempuan, namun tak ada yang
meneruskan kebiasaan Ema mengolah teh atau kopi sendiri.
sebagai cucu, saya berkeinginan untuk menyerap segala ilmu
dan kebiasaan baik zaman dahulu.
".. Nggeus hese nu daek ayeuna mah, da sagala rupa
tinggal meuli, kari am kari ninyuh..", sahut Ema ketika saya tanya kenapa
sekarang jarang ada yang mengolah teh atau kopi sendiri
Ketika aroma teh tercium wangi meruang dapur, sepasang mata
Ema nampak berbinar, seperti memancarkan kebahagiaan dan ingatan lama
"Seungitnya.., bakal ngeunah ieu mah, sugan. Sakitu
hamurna gening mun aya maneh mah cai th", ucap Ema begitu bersemangat
terasa ada kehangatan yang meresap, ada kebahagiaan yang
terpancar, dan ada ingatan lama yang Ema bagi terhadap cucunya. Ingatan tentang
kehangatan dan kesederhanaan masa lalu yang abadi dalam sorot mata penuh
perjuangan.
Cikajang, 28042020
#episodekampunghalaman
#dapurincu #tehsangray
#emakdankehidupan