Minggu, 04 Oktober 2020

EPISODE TEH SANGRAY #2

 MEMILIH PUCUK TEH HIJAU

 




"..meting.. ", begitu ucap Ibu, artinya memilah pucuk teh hijau yang baik dan yang tak terlalu baik untuk diolah..

 

dahulu, ketika masih gadis dan masih dikejar-kejar banyak lelaki kampung, Ibu pernah menjadi pemetik teh hijau di kebunkebun teh yang terhampar luas di kampung, cukup lama, kalau mendengar cerita-cerita dari Ibu, saya seringkali tak bisa menahan air mata menetes, ya begitulah perjuangan masa dahulu.

 

pun Ema, selain memang memiliki kebun teh kepunyaan Abah (bapaknya Ema), Ema juga seorang pemetik teh.

Sampai sekarang masih ada beberapa orang yang masih bekerja sebagai pemetik teh, pucuk daun teh hijau, dulu memang daerah Cikajang cukup ramai dalam pengolahan teh, sebut saja Pabrik teh di Giriawas, PTPN, sebagian hasilnya diolah menjadi teh celup Walini, Sari Wangi, pun ada yang diolah untuk dijual di warung-warung kecil atau pasar tradisional.

 

Setelah dipetik, daundaun teh dipilah untuk produksi selanjutnya. Dipilah pucuk pilihan, sebab daun yang keras ketika disangray mudah gosong dan merusak citarasa dari teh itu sendiri.

 

dan ternyata, memilah teh, tak semudah yang dibayangkan, mesti telaten, memilih daun yang muda dan penuh gairah, "dua katilu nyungcung" .

 

di kampung sudah sangat jarang yang mengolah teh sendiri, selain memang pohonpohon teh yang sudah banyak dibongkar, juga sebab mungkin lebih praktis beli, dan seduh.

 

"..nggeus jarang ayeuna mah nu daek ngolah, d babari atuh, tinggal ngincid ka warung, meuli kari ninyuh", ucap Ema

 

Ngabuburit, 25042020 #tehsangray #episodekampunghalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JAMBU

JAMBU buah-buahan yang seringkali tumbuh tanpa ditanam, alias jadi sendiri. Kaya akan vitamin dan sebagainya, segar dimakan ketika siang ter...

teh sangray

teh sangray

kopi sangray

kopi sangray